Puisi Papa tentang 25 tahun KEBERSAMAAN MEREKA


waktu itu, 
25 thn yg lewat, 
masih seperti kemarin,

ada Pendeta yang meletakkan tangannya di kepala kita.
Ada khotbah yang mengatakan;
kalau aku mau marah, lihatlah dulu cermin
kemudian ada iring2an musik 
yang menyertai undangan untuk pergi ke pesta
ada harum semerbak melati yang lembut
kemudian dengan gagah perkasa
aku bawa pengantin perempuan yang cantik
 ke medan, jalan malam

semua itu cerita 1/4 abad yg lewat
saat dimana telah melewati masa pacaran yang hampir 6 tahun
kau kubawa untuk hidup bersamaku
seperti nenekku yang melepas ibuku utk kawin dgn ayahku
begitulah dulu orangtuamu (sekarang mertuaku)
melepas kau utk kawin denganku
Semua itu masih seperti tahun kemarin, sayang

Lalu apalagi?
denagn mantap, kita terjang tantangan kehidupan
ada saat dimana kita hampir2 jatuh, tapi bangkit lagi
hampir2 jatuh, dan bangkit lagi

Kini buah cinta kita,
Luther, Tessa, Oyen,
telah tumbuh menjadi anak2 yang manis dan tegar
anak2 yang disemaikan oleh tangan Tuhan
yang oleh karena mereka 
kita menjadi lebih tegar 
dan bersemangat mengolah kehidupan
yg karena oleh mereka bertiga, anak2 ini,buah cinta kita ini,
hidup menjadi lebih bergairah 

Semua itu berawal dari kisah 25 tahun yg lewat
saat kau kubawa ke Altar Gereja 
untuk meminta sakramen dari Tuhan yang disampaikan hambaNya
Pendeta Palti Sihombing
Saat iu kau lihat
sebetulnya ada selusin bidadari yang hadir di pesta kita. Luar biasa

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Nice poem...

Tessa mengatakan...

puisinya pap aku.. :)
i know that daddy 'll say thanks to you for your omment

Posting Komentar

Copyright 2009 chit-chat. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy